Kasus ini bermula pada tanggal 22 Oktober 2015, Terdakwa membawa sebilah pisau yang telah diasah pergi menuju rumah mertua Terdakwa yaitu korban Abd. Rahman di Kabupaten Sumenep. Terdakwa masuk ke dalam rumah dengan memanjat dinding belakang rumah dan menyelinap masuk ke dalam kamar tidur korban Saradina Rahman namun kamar tersebut tidak ada siapa-siapa sehingga Terdakwa bersembunyi di balik pintu kamar. Ketika korban Saradina masuk ke dalam kamar, Terdakwa mencoleknya dan korban Saradina langsung berteriak melihat Terdakwaa. Terdakwa yang panik mencoba menutup mulut korban Saradina namun korban tetap berteriak sehingga Terdakwa menusukkan pisau yang Terdakwa bawa ke perut, dada, dan punggung korban Saradina.

Kemudian korban Suhairiyah masuk ke dalam kamar dan berteriak lalu Terdakwa mendorong dan menusukkan pisau ke bagian dada dan punggung korban Suhairiyah. Lalu, datang korban Abd Rahman dengan membawa pentungan dan memukul pentungan tersebut ke Terdakwa namun dapat ditangkis oleh Terdakwa dan langsung menusukkan pisaunya ke bagian ketiak dan dada korban Abd Rahman hingga terpental. Kemudian datang saksi korban Hengky Turnando Firyono yang mencoba melerai namun Terdakwa menusuk bagian dada saksi korban Hengky. Setelah itu Terdakwa pun melarikan diri.

Diketahui pada saat persidangan, Terdakwa mengatakan 3 (tiga) bulan sebelum kejadian tersebut Terdakwa bertengkar dengan istrinya yaitu korban Saradina dan mengancam akan membunuh sekeluarga apabila dipisahkan dengan istrinya dan Terdakwa juga mengetahui ia dicari oleh polisi akibat dari ancamannya tersebut. Terdakwa juga mengakui bahwa Terdakwa mendapat beberapa informasi bahwa istri Terdakwa sering berduaan dengan laki-laki lain dan pernah melihat senidiri tetapi Terdakwa tidak dapat melihat jelas laki-laki tersebut.