Kasus ini bermula pada tanggal 22 September 2017 Terdakwa dihubungi oleh Andi bin Arif alias Hendra alias Udin untuk menghubungin Roniansyah alias Roni, Ary Permadi, dan Haryanto alias Anto dengan maksud untuk mengambil narkotika jenis shabu ke laut tanjung Daun, Pulau Punyuh Nunukan, atas permintaan tersebut Terdakwa menyetujuinya. Setelah dihubungi oleh Terdakwa, Haryanto, Roniansyah, dan Ary Permadi juga menyetujuinya. Keesokan harinya Roniansyah pergi ke rumah Terdakwa dan diberitahukan oleh Terdakwa apabila telah sampai, akan bertemu dengan sebuah speedboat yang akan memberi 2 (dua) jerigen dan membawanya ke Juwata. Kemudian, Terdakwa dihubungi oleh Andi bin Arif yang memberitahukan bahwa 1 (satu) jerigen berwarna biru telah dibawa oleh Ary dan jerigen lainnya berwarna hijau dibawa oleh Haryanto. Dalam perjalanan pulang, Ary Permadi digeledah oleh BNN dan didapati terdapat 10 (sepuluh) bungkus narkotika jenis shabu pada jerigen biru dengan berat bruto seluruhnya 10.229,4 (sepuluh ribu dua ratus dua puluh Sembilan koma empat) gram.

Tak lama kemudian, Roniansyah dan Haryanto datang ke rumah Terdakwa dan membawa jerigen berwarna hijau yang berisikan 2 (dua) bungkus Narkotika jenis Shabu seberat bruto 1.430,9 gram (seribu empat ratus tiga puluh koma sembilan gram) dan Terdakwa menyuruh Roniansyah untuk langsung disimpan di rumahnya. Kemudian, pada tanggal 24 September 2017, Terdakwa bersama dengan Roniansyah dan Haryanto ditangkap oleh BNN karena sebelumnya telah menangkap Ary. Setelah dilakukan penggeledahan di rumah Roniansyah ditemukan barang bukti berupa jerigen hijau tersebut.