Kasus ini bermula pada tanggal 19 Februari 2015 saudara Aco menghubungi Terdakwa dan memberitahukan bahwa ada narkotika jenis sabu-sabu miliknya yang akan dikirim dari Tawau, Malaysia ke Samarinda dan untuk itu agar Terdakwa mengambil narkotika tersebut. Kemudian, Terdakwa mengajak saksi Musdalifah, saksi Haidir bin Muhtar, dan saksi Rudi Irawan bin Muhammad Isra (alm) pergi ke Balikpapan dan menginap di sana. Pada tanggal 20 Februari 2015, Terdakwa mengajak saksi Rudi pergi ke bandara untuk mengambil paket milik Aco di kargo. Terdakwa pun menyuruh saksi Rudi mengambil paket tersebut dan kemudian mereka kembali ke penginapan mereka. Terdakwa lalu membuka paket tersebut yang berisi makanan ringan dan 2 (dua) plastik teh merek Guanyingwang yang berisi narkotika jenis sabu-sabu.

Terdakwa kemudian membuka plastik teh tersebut dan mengeluarkan separuh isinya dan dibagi ke dalam 10 (sepuluh) bungkus paketan kecil dengan berat masing-masing 50 (lima puluh) gram. Sepuluh bungkus paketan kecil tersebut lalu dimasukkan ke dalam tas milik saksi Rudi dan sisanya kembali dimasukkan kembali ke dalam paketan makanan ringan. Mereka pun kembali ke Samarinda dan ketika sampai di Perum Citra Griya Jalan Adam Malik Kelurahan Karang Asam Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda, tiba-tiba mobil terdakwa dihentikan oleh tim dari BNN Provinsi Kaltim dan dilakukan penggeledahan. Dari hasil penggeledahan ditemukan 2 (dua) buah plastik teh merek Guanyingwang sabu-sabu seberat 1,5 kg, dan 1 (satu) buah tas warna abu-abu berisi sabu-sabu seberat 0,5 kg yang terbagi menjadi 10 (sepuluh) paket.