Kasus ini bermula pada tanggal 7 Mei 2019, korban Irawati binti Nurdin yang merupakan istri Terdakwa meminta uang kepada Terdakwa untuk membayar uang sekolah anak dan persiapan lebaran akan tetapi Terdakwa mengaku tidak mempunyai uang tersebut. Atas jawaban tersebut korban Irawati mengatakan bahwa ia sudah tidak tahan dengan kondisi keluarganya dan meminta cerai kepada Terdakwa. Terdakwa dan korban Irawati pun terlibat pertikaian hingga korban Irawati mengambil pisau dan mencoba mengarahkan kepada Terdakwa namun dapat ditangkap oleh Terdakwa hingga tangan Terdakwa terluka. Terdakwa pun membujuk korban Irawati dan pergi keluar rumah dan korban Irawati kembali melempar pisau ke arah Terdakwa hingga tersangkut pada belakang baju Terdakwa. Terdakwa melempar pisau tersebut ke bawah kulkas akan tetapi korban Irawati kembali menyerang Terdakwa. Terdakwa pun mengambil pisau lipat yang berada di tasnya kemudian menusukkan pisau lipat tersebut ke tubuh korban berkali-kali dan meminta maaf kepada korban Irawati yang ternyata masih hidup.

Pada saat yang bersamaan, kejadian tersebut dilihat oleh korban (anak) Zikra Muniza binti Ifan Mirza yang berusia 11 tahun dan adiknya korban M Yazid bin Nasir yang berusia 1 tahun 5 bulan. Terdakwa pun meminta maaf kepada korban Zikra dan memintanya agar tidak berteriak dan menangis. Korban Zikra masih tetap menangis sehingga Terdakwa menusukkan pisau lipatnya ke tubuh korban Mirza berkali-kali hingga meninggal dunia. Kemudian Terdakwa menghampiri tubuh korban Irawati yang masih bergerak dan memotong urat nadi tangan kiri korban Irawati dan menusuk leher korban berkali-kali dan menggoroknya. Kemudian korban M. Yazid merangkak ke tubuh korban Irawati sambil menangis dan Terdakwa mencoba menenangkannya akan tetapi korban M. Yazid masih tetap menangis hingga Terdakwa pun menusuk leher korban M. Yazid dan memasukkan tubuhnya ke bak air kamar mandi. Terdakwa pun memasukkan kembali pisau lipat tersebut dan mengemas tas pakaian miliknya dan pergi keluar rumah dan mengunci rumahnya dari luar. Sebelum pergi menaiki bus, Terdakwa sempat melihat Zikri Putra Mirza yang berada di balkon rumah memanggil Terdakwa namun tidak dihiraukan. Zikri Putra Mirza pun melompat keluar dari rumah dari balkon hingga kakinya terkilir dan pergi menuju rumah saksi Muhammad Sholeh bin Balia dan menceritakan kejadian tersebut. Polisi pun menangkap Terdakwa pada tanggal 7 Mei 2019 di Lambaro, Aceh Besar dan mengakui perbuatannya.