Kasus ini bermula pada awal Januari 2015 Terdakwa ditawari oleh sdr. Roslan untuk berbisnis narkotika dan Terdakwa menyetujuinya. Masih pada awal bulan Januari 2015, Terdakwa mengajak saksi Nur Salam untuk mengambil paket shabu di Tarakan, Kalimantan Timur dan saksi Nur Salam menyetujuinya. Pada tanggal 12 Januari 2015, Terdakwa menyuruh saksi Nur Salam berangkat mengambil shabu tersebut pada tanggal 14 Januari 2015 dan tiket untuk keberangkatannya telah dipesan dengan rute Makassar menuju Tarakan. Pada tanggal 13 Januari 2015 saksi Nur Salam menghubungi saksi Rukmana alias Mana dan memintanya agar saksi Nur Salam diantarkan ke Makassar. Saksi Nur Salam pun mengambil tiketnya tersebut dari saksi Sahril bin M. Said kemudian Terdakwa melanjutkan perjalanannya ke Makassar. Dalam perjalannya, saksi Rukmana memberikan uang yang telah diberikan oleh Terdakwa kepada saksi Nur Salam untuk biaya perjalanan. Pada tanggal 14 Januari 2015, Terdakwa pun berangkat ke Tarakan dang langsung menghubungi Terdakwa dan saksi Nur Salam diperintahkan untuk pergi ke pelabuhan SDF Tarakan.

Pada malam harinya, saksi Nur Salam dihubungi oleh seseorang dan mengatakan bahwa paket shabu tersebut telah tiba di Tarakan dan besok akan diantarkan di pelabuhan SDF Tarakan. Pada tanggal 15 Januari 2015, di pelabuhan SDF Tarakan, saksi Nur Salam menerima tas yang berisi 3 (tiga) paket narkotika jenis shabu seberat 2 (dua) kilogram. Terdakwa kemudian menghubungi saksi Nur Salam untuk membawa paket shabu tersebut ke Samarinda melalui Tanjung Selor dan saksi Nur Salam kemudian berangkat ke Tanjung Selor menggunakan speedboat. Setibanya di Tanjung Selor, saksi Nur Salam melanjutkan perjalannya ke Berau akan tetapi di perjalanannya ia ditangkap petugas dari Polres Bulungan dan saksi Nur Salam mengakui dijanjikan imbalan oleh Terdakwa dengan mengantarkan paket tersebut ke Samarinda. Setelah dilakukan penyelidikan terhadap Terdakwa, Terdakwa pun akhirnya ditangkap oleh petugas dari Polres Bone pada tanggal 29 Agustus 2015 dan Terdakwa mengakui bahwa ia yang menyuruh saksi Nur Salam untuk mengambil shabu di Tarakan.

Terdakwa juga sejak bulan Agustus 2013 hingga bulan Januari 2015 melakukan bisnis jual beli narkotika dan menyamarkan asal-usul harta bendanya dair keuntungan bisnis jual beli narkotika tersebut. Terdakwa pun menyimpannya ke dalam beberapa rekeningnya, rekening istrinya, dan rekening saksi Sahril. Terdakwa juga menyalurkan uangnya kepada usahanya di bidang perikanan dan membelanjakan uangnya tersebut dengan membeli beberapa harta seperti rumah, mobil, motor, dan bangunan tempat pencucian mobil.